Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) memprediksi fenomena pemanasan suhu permukaan laut atau El Nino akan
muncul pada paruh kedua tahun ini. Meski diprediksi lemah, dampak El Nino tetap
perlu diwaspadai
Kepala Pusat pemerintah Informasi dan Perubahan
Iklim BMKG Dodo Gunawan mengatakan kalau dampak yang paling dikhawatirkan kalau
muncul El Nino kuat adalah musim kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan
di seluruh kawasan pertanian dan hutan.
“ Karena secara umum wilayah Indonesia Timur itu kering
ya maka relatif lebih kering, tapi nanti dengan pencegahan sejak dini maka akan
kami sampaikan daerah-daerah yang akan berpotensi mengalami karhutla seperti
Kalimantan dan Sumatera seperti Riau dan juga Jambi.
dan karhutla di Sumatera sering terjadi, ini tempat
yang kita waspadai," kata Dodo kepada CNBC Indonesia seperti dikutip Jumat
(3/3/2023). Pada kondisi kering, jika pembukaan lahan dilakukan dengan cara
dibakar, akan sangat tinggi resiko terjadinya kebakaran yang meluas dan tidak
terkendali, terutama pada lahan gambut.
“Lesson learn 2015, masyarakat harus gunakan
informasi dari BMKG sebagai peringatan dini, misalnya seperti peringatan El
Nino. Karena kalau digunakan untuk peringatan dini maka informasi ini akan
menjadi tindakan pencegahan (Early Action) oleh pemangku kepentingan,” uangkapnya.
“ Jika kejadian itu sudah keterlaluan atau tidak memperhatikan peringatan dini, maka yang
akan terjadi seperti tahun 2015, dan juga penanganannya akan lebih sulit dari
pada pencegahan. Dari pelajaran tahun 2015, jabatan di TNI/POLRI adalah terkait
kebakaran hutan dan lahan,” imbuhnya.
Adapun upaya antisipasi El Nino yang bisa dilakukan
pemerintah, menurut dia, tidak boleh ada batasan antara peringatan dini dan
tindakan dini. “Ini sebagai upaya preventif,” katanya. Dalam konteks
kebencanaan, kata dia, ada kelompok pemerintah di hulu, yakni pemberi
peringatan dini, termasuk kelompok pemerintah di BMKG.
Ada juga kelompok pemerintah di sisi hilir, yaitu
kelompok pemerintah yang menyampaikan informasi peringatan dini untuk segera
mengambil tindakan dini agar bahaya dapat dicegah atau diminimalkan, antara
lain BNPB dan pemerintah daerah.
Kelompok hulu biasanya disebut sebagai sisi struktural,
bagaimana membangun dan menyediakan EWS dengan baik, dan kelompok hilir
biasanya disebut sebagai sisi budaya atau bagaimana membangun masyarakat yang
waspada, sadar dan tanggap terhadap bencana. Nah itulah berita hari ini tentang
masyarakat yang harus waspada terhadap cuaca buruk.
0 Komentar